Kamis, 27 Mei 2010

Selamat Tinggal Rutinitas Kantor

Awal sejarah yang baru, babak baru menurut saya, saya mulai menggeluti dunianya orang sukses, menjadi seorang pebisnis network marketing.

Akhirnya proses resign pun berjalan seperti yang sudah saya duga sebelumnya, si bos merelakan dengan “tulus”.Tidak ada yang istimewa, namun saya bersyukur bisa menikmati kebebasan waktu, artinya saya tidak perlu ijin untuk bisa meraih apa yang menjadi tujuan utama saya, berbisnis.

Saya jalani usaha network marketing ini baru 6 bulan, dan saya sudah bisa merasakan hasil yang luar biasa dari usaha saya, meskipun baru tahap awal namun saya yakin dengan proses yang saya jalani dan perkenanNya saya bisa meraih apa yang menjadi impian saya, untuk orang-orang yang saya sayangi, saya cintai.

Dulu, pertama kali saya bekerja diperusahaan terakhir, saya membayangkan beberapa hal ini, posisi yang lumayan bagus, dibagian pemberdayaan sumber daya manusia, pada sebuah ruangan yang meskipun minimalis,terkesan sebuah ruang kerja yang dinamis, satu set perlengkapan kantor, komputer atau laptop,musik sayup2 di seluruh ruangan, semua tertata rapi, karpet yang berwarna lembut,foto keluarga, foto team kerja, ruangan diskusi dengan para manajer, dan ruang istirahat kalau tiba saatnya jam istirahat, juga pengaturan hari kerja, hari Sabtu bisa libur sehingga pada hari Senin saya bisa kembali bersemangat untuk menuliskan tinta – tinta keberhasilan dari pekerjaan saya.
Saya juga berharap mendapat fasilitas transportasi apapun bentuknya supaya paling tidak saya bisa menyisakan sebagian penghasilan saya untuk di tabung, untuk beli rumah, beli mobil dan untuk investasi, serta mensuport pelayananan rohani saya.
Itu sebagian impian saya bekerja di perusahaan yang baru, yang katanya, beruntung sekali berada di perusahaan baru, pasti menjadi senior.

Sebulan, dua bulan, setahun sudah saya berlomba dengan waktu untuk sebuah keberhasilan dalam bekerja,namun apa yang terjadi?

Semua yang saya bayangkan jauh dari harapan saya, dan tahun pertama saya putuskan untuk merencanakan pengunduran diri.Namun saya tahan, berhubung saya juga masih mencari peluang usaha apa yang cocok saat ini.
Saya bersyukur mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri saya di pertengahan tahun ke dua, artinya saya bisa menjalankan sebuah bisnis network marketing, setahap demi setahap proses itu saya lalui.

Akhirnya saya FOKUS pada BISNIS saya dan resign dari perusahaan saya yang lama, sekelumit kisah yang sebenarnya biasa saja,dan sudah sewajarnya.

Meninggalkan rutinitas kantor, tentu sesuatu hal yang sangat berbeda, ketika kita hanya resign saja, setelah itu pontang-panting cari kerjaan baru.Yang saya rasakan saat ini adalah suatu hal yang baru, saya masih bisa mengkontrol usaha saya, baik melalui hape, internet, ataupun pertemuan-pertemuan yang sering kita lakukan.Saya merasa fleksibelitas waktu memegang peranan penting, dan dari sini saya mulai belajar manajemen waktu, saya belajar untuk membawa diri, saya belajar motivasi, saya belajar dari orang-orang yang benar2 peduli terhadap orang lain, dan saya belajar mengenai sebuah budaya baru, budaya sukses, dimana ketika sebagian besar tidak melakukan apa yang saya lakukan dan yang saya perjuangkan, dan mendapatkan apa yang tidak pernah didapat orang kebanyakan…Memang semua butuh proses,dan saya akan menjadikan semua sebagai bukti,bahwa ketika kita bisa memaknai arti sebuah perjuangan, sebuah keberhasilan, kita akan menjadi salah satu pemenang pertandingan sukses itu sendiri.

Akhirnya, kegiatan sederhana seperti, mengantarkan anak saya ke sekolah tanpa TAKUT TERLAMBAT, menunggui tukang yang sedang menyelesaikan beberapa perbaikan dirumah kakak saya TANPA TAKUT DI CACI, bisa mengantar istri pergi berbelanja TANPA IJIN ATASAN, dan lebih membuat saya bersemangat, saya justru melakukan rutinitas tatkala para pekerja pulang dari tempat mereka bekerja, DENGAN NIKMAT…

Selamat Tinggal Rutinitas Kantor
Saya bangga pernah menjadi “bagian” kehidupan sebuah kantor….

The New jejakberirama.blogspot.com

Hidup adalah sebuah pilihan, kita mau mengawali dengan kebenaran dan kita mau mengakhiri dengan kebenaran didalam Dia yang memberikan inspirasi kehidupan.
Tidak banyak yang kita perbuat selain harus memenangkan kebenaran itu sendiri, tidaj cukup waktu ketika kita katakan...akan...akan...dan akan saja.

Berbuat akan lebih baik jika dibandingkan hanya berdiam diri saja, dan setiap perbuatan kita dalam kebenaran akan dinilai dan mendapat penghargaan dari yang di Maha Kuasa di atas sana...

Beraktifitas, menyumbangkan tulisan kerohanian, mengungkapkan kehidupan dari sudut pandang pribadi, melihat, mendengar, dan merasakan apa yang menjadi curahan hati alam serta lingkungan kita....

Kreasi tulisan ini murni dari sentuhan Tuhan yang menyeka pikiran, jiwa dan perasaan saya.


Brekreasi untuk jiwa yang rindu belaian kasihNya...